#1 - Bekerja dengan Berbahasa Asing
Belakangan ini, sesudah aku melamar dan menerima jabatan sebagai peneliti masalah ekonomi di sebuah perusahaan transnasional, aku telah berusaha sepenuhnya mendemontrasikan kemampuanku dan memperlihatkan antusiasme kerjaku yang tinggi. Sekali peristiwa, seorang teman sejawatku akan pergi makan siang, ia minta bantuanku untuk menerimakan teleponnya bila ada telepon datang.
Waktu itu otakku sekilas menyelinap pikiran: ia hanya menerima telepon dari bank-bank di luar negeri, mengingat bahwa kemampuanku dalam berbahasa asing sangat terbatas, maka aku meramalkan ada kemungkinan bisa menjumpai keadaan yang sangat kikuk, sehingga aku ingin sekali segera mengundurkan diri, atau dengan perkataan lain aku sungguh-sungguh ingin segera melarikan diri dari kantor.
Pada saat ini, pesawat telepon di atas meja kerja sejawatku itu tiba-tiba berdering, aku tak bisa menghindarkan diri lagi, dalam kebingungan yang amat sangat, aku segera memeras otak untuk merangkai sebuah kalimat dalam bahasa asing gado-gado yang isinya kira-kira: "Bisakah Anda berbicara dalam bahasa Spanyol?"
"Lho, aku sekarang kan memang sedang berbicara dalam bahasa Spanyol, masakan Anda tak bisa mendengarnya?" jawab orang di seberang.
#2 - Tukang Memperbaiki Apa Saja
Pada suatu hari aku keluar pergi belanja, melihat di atas pintu besar di sebuah kedai reparasi tertempel sebuah pemberitahuan yang isinya kira-kira sebagai berikut:
"Kami bisa mereparasi barang apa saja." (PS: Bel pintu telah rusak, tolong ketuk pintu dengan keras!)
#3. Cekcok Suami Istri Mantan Anggota Klub Bujangan
Rusni tadinya adalah anggota tetap klub bujangan, sesudah menikah ia mengundurkan diri dari keanggotaan klub itu.
Pada suatu hari, suami isteri sedang bercekcok mulut. Rusni dengan kesal berkata: "Kalau tadinya aku mengetahui mengundurkan diri dari klub identik dengan dimulainya pembelengguan diri, aku lebih baik sampai sekarang tetap berada di dalam klub itu."
Isterinya segera membantah dengan tak mau mengalah: "Alangkah baiknya bila Bapakmu menjadi anggota seumur hidup dari klub bujangan itu."
#4. Kado 2 Tahun Lalu
A : "Besok adalah hari ulang tahunku, kamu akan menyumbang kado apa kepadaku?"
B : "Sama halnya seperti tahun yang lalu."
A : "Tahun yang lalu kamu memberiku kado apa?"
B : "Sama dengan 2 tahun yang lalu."
A : "2 tahun yang lalu, kamu menyumbangku kado apa?"
B : "2 tahun yang lalu aku masih belum mengenal dirimu, maka kado apa pun tak juga kuberikan kepadamu, hehehe..."
#5 - Kisah Serigala Betina dan Rubah Jantan
Pada suatu hari, di sebuah hutan yang lebat, seekor serigala betina sedang dengan gencarnya mengejar seekor rubah jantan putih. Rubah putih itu dengan cepatnya dari satu canggah menyusup ke canggah yang lain, sedangkan sang serigala dengan ketatnya menguntitnya di belakang.
Sungguh malang, serigala betina tersebut akhirnya terjerat dan tak bisa berkutik di situ. Pada saat itu si rubah putih tanpa ba-bi-bu lagi dengan nekadnya menggagahi serigala tersebut, kemudian ia pun melarikan diri dengan mengambil langkah seribu. Sesudah meronta-ronta sejenak dan akhirnya berhasil melepaskan diri, sang serigala dengan gusarnya berusaha mengejar si rubah.
Rubah putih itu lari sampai di tepi sebuah lahan rawa, di situ ada ada sebuah kursi malas, dan di atas kursi malas itu terletak selembar surat kabar. Karena sudah tiada jalan untuk melarikan diri lebih jauh, dalam posisi yang sangat terdesak, setelah memutar otak sejenak, si rubah tiba-tiba terpikir sebuah cara yang baik untuk menghadapinya. Ia coba berguling-guling di tepi lahan rawa, sehingga seluruh bulu tubuhnya berubah menjadi abu-abu, kemudian ia berbaring dengan tenangnya di atas kursi malas dan menutup mukanya dengan surat kabar, serta berpura-pura menjadi pelancong.
Serigala betina setelah mengejar sampai di tepi lahan rawa tak juga menemukan bayangan si rubah putih, maka ia segera menanya rubah abu-abu itu: "Apakah kamu kelihatan ada rubah putih sedang lewat di sini?"
Dengan menyingkap surat kabar yang menutupi muka dan tubuhnya, si rubah berkata: "Yang kamu katakan itu apakah seekor rubah putih yang telah berhasil menggagahi serigala betina seperti apa yang telah diberitakan di surat kabar?"
Mendengar perkataan ini, serigala betina segera merasa malu dan berkata: "Lho, berita ini kok cepat sekali sudah dimuat di surat kabar ya?"
#6. Tidak Boleh Menjewer Telinga Anak
Isteri berkata: "Putra kita tidak mendengarkan nasehat kita, memang patut diajar, bahkan patut juga sekali-sekali kita pukul, tetapi kamu tak boleh selalu menjewer kupingnya."
"Kalau tidak, kita harus menjewer bagian tubuh yang mana?"
"Pukullah pantatnya, ia adalah sebuah daging mati."
"Aduh, jalan pikiranmu sungguh-sungguh sudah kacau, pantatnya mana mungkin akan mendengarkan perkataan kita? Kamu lagi bermimpi, ya?"
#7 - Nazar Apabila Sembuh
Ori, seorang miliuner, telah jatuh sakit, ia kesehariannya mau tak mau berbaring di tempat tidur, nampaknya sakit yang dideritanya cukup berat.
Pada suatu hari, ia berkata kepada dokter: "Pak, Dok, bila penyakitku ini bisa Bapak sembuhkan dan aku bisa sehat kembali seperti dulu, aku akan menyumbang US$ 500.000.- kepada rumah sakit Bapak yang baru dibangun ini." Mendengar janji ini, sang dokter senangnya bukan main, maka ia berusaha mengobatinya dengan sepenuh hati.
Beberapa bulan kemudian, kesehatan Ori berangsur-angsur pulih kembali, dokter berkata: "Saya senang sekali melihat keadaan Bapak sudah jauh baikan. Sekarang saya ingin mediskusikan dengan Bapak soal sumbangan uang US$ 500.000.- yang telah Bapak janjikan untuk rumah sakit kami."
Ori dengan heran menanya: "Apakah betul aku pernah berjanji dan menyanggupi akan menyumbangkan uang sebanyak itu?"
"Ya, Bapak pernah berkata sendiri dengan diriku."
"Wah, dari sini dapat diketahui, alangkah beratnya penyakit yang kuidap selama ini, sampai-sampai aku sendiri tak menyadari bahwa diriku sedang mengigau."
#8. Uang dan Kebahagiaan
Sekali peristiwa, orang-orang dari berbagai negeri berkumpul di hadapan Tuhan. Tuhan menanya: "Apakah kalian menganggap uang dapat membeli kebahagiaan? Bila kebahagiaan itu bisa dibeli dengan uang, apakah kalian akan membelinya?"
Orang Prancis berkata: "Asal ada arak anggur dan keju, aku sudah merasa sangat bahagia. Aku tak memiliki harapan yang terlalu besar lebih banyak lagi."
Orang Italia berkata: "Asal ada sepak bola dan makaroni, aku sudah merasa sangat bahagia. Aku tak mempunyai dambaan yang lebih banyak lagi."
Orang Cina berkata: "Kalau kebahagiaan itu bisa dibeli dengan uang, sudah tentu aku akan membelinya. Berilah aku kuitansi."
Orang-orang dari negeri Eropa Utara tak seberapa tertarik terhadap perkataan Tuhan tersebut, mereka berkata: "Kami sudah hidup sangat bahagia, maka tak perlu lagi membuang-buang uang untuk membelinya."
Orang Amerika berkata: "Bisakah kalian meminjami aku sedikit uang?"
#9 - Alasan Melakukan Pemeriksaan di Rumah Sakit
Aku mencurigai masalah kesehatan suamiku selama ini cukup serius, maka aku terus mendesaknya untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh ke rumah sakit, akhirnya ia menyetujuinya. Bagiku ini bukan suatu hal yang mudah.
Waktu di rumah sakit ia diminta mengisi formulir lebih dulu, di antaranya ada sebuah pertanyaan: "Apakah alasan Anda melakukan pemeriksaan ini?"
Suamiku menjawab: "Aku datang kemari karena dipaksa oleh isteri."
#10 - Membantah Dalam Bentuk Lain
Aku pernah sekali mendengar Ibu sedang menegur adik perempuanku yang baru berumur 8 tahun: "Bapakmu menyuruh kamu belajar dengan baik-baik, kamu mana boleh tidak tahu di adat?"
Waktu itu aku melihat adikku berkata dengan penuh kepastian: "Aku kan tidak membantah sepatah kata pun."
Ibu segera berkata: "Tetapi kamu kan sedang memelototinya. Apa maksudmu?"