Warisan Dari Sang Ayah


Seorang pengusaha konglomerat yang sudah tua ingin pensiun dari kegiatan usahanya dan memanggil ketiga anaknya dan berkata, 

"Saya tidak akan mewariskan kalian dengan membagi perusahaan-perusahaan kepada kalian, tetapi akan kuberikan semuanya kepada yang paling berbakat, paling kompeten untuk menjadi pengusaha, meneruskan apa yang sudah saya rintis sejak lama. Nah, karena itu, saya akan memberi ujian dengan soal yang sama buat kalian bertiga. Pemenang ujian ini akan mendapatkan semua perusahaan saya".

Ketiga puteranya hanya bisa diam dengan hati berdebar menunggu soal ujian dari sang ayah. Sang pengusaha lalu berkata,

"Kalian bertiga akan kuberikan uang Rp. 25.000 setiap orang dan tugas kalian yakni membeli sesuatu yang bisa memenuhi ruangan kosong disebelah ruang kerja saya itu. Ruang itu telah dikosongkan dari segala benda. Siapa yang berhasil memenuhi ruangan kosong itu dengan sesuatu yang dibelinya dari uang Rp. 25.000 itu, maka dialah pemenangnya!".

Anak pertama segera pergi membeli sebatang pohon yang rindang. Ia memotong-motong pohon itu dan membawanya pulang lalu memasukkannya ke dalam ruangan kosong yang telah ditentukan oleh sang ayah. Sayang, potongan batang pohon, ranting dan dedaunan hanya mengisi setengah dari ruangan itu.

Anak kedua juga segera pergi untuk membeli rerumputan dan jerami yang diperolehnya dengan murah di sawah sisa panen padi. Dia meminta para petani mengangkut jerami dan rerumputan itu membawa ke rumahnya dan memasukkannya ke dalam kamar 'ujian' itu. Sayang, hanya 4 per 5 ruangan yang terisi oleh benda-benda yang dibelinya.

Anak ketiga, berpikir sejenak sebelum dia pergi dengan uang Rp. 25.000 nya. Ternyata dia hanya pergi ke warung klontong di dekat rumahnya dan membeli sebatang lilin seharga Rp. 1000,- saja. Lilin kecil itu dibawanya ke kamar 'ujian' dan diletakkannya tepat ditengah-tengah lantai ruangan itu. Ketika hari telah gelap, ia menyalakan lilin itu dan memanggil ayahnya lalu berkata, 

"Ayah, adakah bagian yang tidak terisi oleh cahaya lilin kecil ini?"

Ayahnya tersenyum, dan anak ketiga itulah yang mendapatkan seluruh perusahaan ayahnya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »