Suatu saat terjadilah pertempuran antara para burung melawan binatang buas. Pada awal pertempuran kelelawar bergabung di pihak para burung, namun setelah beberapa saat ia melihat posisi para burung terdesak dan akan mengalami kekalahan. Maka diam-diam si Kelelawar menyingkir dan bersembunyi di tempat yang aman, mengintip perjuangan hidup mati para burung hingga pertempuran itu berakhir dengan kemenangan di pihak para binatang buas.
Ketika para binatang buas itu pulang dengan membawa kemenangan, tanpa setahu mereka si Kelelawar ikut bergabung dengan kelompok mereka. Namun setelah berjalan agak lama beberapa binatang buas menyadari kalau si Kelelawar tidak berada di pihak mereka saat pertempuran tadi, dan mereka mulai bertanya-tanya, "Bukankah si Kelelawar itu berada di pihak para burung yang bertempur melawan kita?"
Para binatang buas pun bergunjing dan ketika gunjingan itu sampai ke telinga Kelelawar, ia menepis dengan berkata, "Tentu saja tidak! Saya termasuk kelompok kalian, kelompok binatang buas. Saya bukan kelompok burung. Saya memiliki gigi yang tajam seperti kalian. Pernahkah kalian melihat burung memiliki gigi-gigi tajam seperti yang kita miliki? Tentu tidak bukan? Mereka memiliki paruh, sedangkan saya memiliki moncong binatang buas, sama seperti kalian!"
Para binatang buas tidak bisa berkata apa-apa lagi dan membiarkan si Kelelawar tinggal bersama kelompok mereka. Tidak begitu lama kemudian terjadi lagi pertempuran antara para binatang buas dengan para burung, dan kali ini para burung yang berada diatas angin segera akan bisa mengalahkan para binatang buas. Melihat situasi yang tidak menguntungkan itu si Kelelawar diam-diam menjauh dari medan pertempuran dan bersembunyi di tempat yang aman sambil melihat perkembangan hingga pertempuran berakhir. Dan benar, para burung yang memenangkannya.
Ketika para burung pulang ke tempat mereka, si Kelelawar ikut bergabung bersama mereka dan saat para burung menyadari keberadaannya mereka bertanya, "Kau kan musuh kami! Kami melihatmu bertempur di pihak binatang buas melawan kami!"
"Tentu Tidak! Saya termasuk kelompok kalian, saya juga seperti kalian memiliki sayap dan berkaki dua. Pernahkah kalian melihat binatang buas berkaki empat itu memiliki sayap?" Para burung hanya bisa terdiam dan membiarkan si Kelelawar tinggal bersama mereka.
Sejak itu, setiap kali terjadi pertempuran si Kelelawar selalu berpidah ke pihak yang menang. Tetapi akhirnya terjadi perdamaian dan perang diantara para burung dan binatang buas berakhir. Melihat kelakuan si Kelelawar selama masa perang itu, para burung dan binatang buas pun berunding soal apa yang patut mereka lakukan terhadap si Kelelawar. Akhirnya mereka sepakat memutuskan untuk mengucilkannya, dan berkata, "Mulai sekarang kamu hanya akan terbang dan mencari makan di malam hari, serta tak akan mempunyai teman baik yang bisa terbang maupun yang berjalan di darat. Kami tak sudi menerima kamu sebagai kelompok kami!"
Sumber : William Bausch