Motivasi, termasuk salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan seorang blogger.
Kebanyakan orang biasanya akan sangat antusias ketika memulai sebuah project, misalnya memulai sebuah blog. Namun setelah beberapa bulan, motivasi itu mulai mengendur dan akhirnya project tadi pun terbengkelai. Singkatnya, cukup banyak orang yang tidak konsisten menggapai tujuan yang sudah mereka tentukan.
Saya pun pernah mengalami inkonsistensi tersebut. Tak sedikit blog-blog yang saya mulai akhirnya terbengkalai dan hilang ditelan bumi.
Kendati demikian, hingga saat ini saya berhasil bertahan sebagai seorang blogger selama bertahun-tahun.
Pertanyaan kuncinya adalah apa yang memotivasi Anda untuk ngeblog? Jika Anda mampu menjawab pertanyaan ini, maka saya berani pastikan Anda akan konsisten ngeblog dan kemudian meraih keberhasilan.
Inilah motivasi saya dalam kegiatan blogging. Motivasi inilah yang menjadikan saya tetap bertahan untuk konsisten sebagai seorang blogger. Antara satu orang dengan orang lain bisa saja punya motivasi yang berbeda.
1. Mendapatkan Uang Dan Punya Penghasilan
Tak bisa dipungkiri inilah motivasi awal saya untuk menjadi seorang blogger. Ya, saya ingin mendapatkan income dari internet. Saya mulai mempelajari dunia blogging dan bisnis internet sejak tahun 2011. Waktu itu saya masih SMP, baru mau masuk SMA. Motivasi saya waktu itu adalah saya bisa membuat website, lalu saya bisa berbisnis internet. Nah, dari bisnis internet itulah saya bisa mulai menghasilkan uang sendiri.
Menurut saya, masa SMP merupakan salah satu fase krusial dalam kehidupan seorang manusia. Saya mengamati adik-adik saya.
Salah satu adik saya, mulai menemukan tujuan yang ingin ia lakukan. Akibat seringnya ia menggunakan internet, maka ia pun termotivasi untuk jadi seorang YouTuber. Usia adik saya ini baru 12 tahun, namun ia mulai coba-coba belajar. Saya ingat, waktu itu ia bertanya tentang aplikasi apa saja yang harus dimiliki untuk jadi seorang YouTuber. Saya pun menjawab pertanyaan itu dan mencoba menjelaskan padanya.
Pesan saya, jika misalkan adik, saudara, atau mungkin anak Anda mulai bertanya/ingin belajar untuk berkarya, dukunglah mereka. Tak harus membebankan target yang muluk-muluk. Asalkan ia mulai bertanya, belajar, dan mencoba berkarya, maka itu sudah sangat baik. Dukung dia, sebab dukungan ini pasti akan membuatnya percaya diri.
Sampai saat ini pun, kehadiran income dari apa yang saya kerjakan termasuk sesuatu yang memotivasi. Sebab kita hidup di zaman ekonomi. Zaman ketika nilai suatu karya bisa dipandang dari nilai komersialnya. Meskipun tak semua karya selalu dihargai dari sudut pandang komersial, tapi dalam konteks bisnis, makin banyak uang yang dihasilkan dari karya tersebut, maka secara ekonomi, karya tersebut makin bernilai (valuasinya tinggi).
Saya teringat dengan salah satu nasihat senior saya. Ia berkata bahwa lupakan soal dream job jika job/pekerjaan kita tidak mampu memberikan penghasilan yang membahagiakan. Singkatnya, tentu mendapatkan 1 juta dari suatu pekerjaan akan beda rasanya kalau kita mendapatkan 10 juta.
Ketika saya berhasil menjadikan blogging sebagai suatu aktivitas bisnis (aktivitas yang menghasilkan aliran income), saya seolah mendapatkan konfirmasi bahwa apa yang saya lakukan produktif. Apa yang saya lakukan dihargai orang. Konfirmasi tadilah yang membuat saya untuk tetap yakin untuk ngeblog.
2. Melakukan Hobi Dan Sekaligus Aktualisasi Diri
Hidup tak melulu soal uang.
Setuju.
Oleh karena itu, ada hal lain yang memotivasi saya untuk tetap blogging. Menulis adalah hobi saya. Alhasil, ketika saya melakukan aktivitas blogging, hal ini sekaligus kegiatan melakukan hobi.
Siapa sih yang tidak gembira ketika melakukan hobinya?
Bahkan, orang-orang pun mau mengeluarkan uang, tenaga, dan waktu guna melakukan hobinya. Apalagi jika hobi tersebut merupakan sesuatu yang produktif.
Setiap kali melakukan aktivitas blogging saya selalu merasa gembira. Bahkan, adakalanya ketika saya terlalu sibuk kuliah (menyelesaikan tugas/kegiatan kampus), saya merasa kesal karena tidak bisa ngeblog. Seolah ada sesuatu yang direnggut dari keseharian saya. Perasaan semacam inilah yang memotivasi saya untuk terus ngeblog, terus menulis.
Di sini lain, saya ngeblog untuk melakukan aktualisasi diri. Saya ingin mengembangkan kemampuan dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang.
Ketika saya menulis suatu topik secara terus-menerus, maka pengetahuan dan keterampilan saya tentang topik tersebut juga makin bertambah. Sebab ketika saya menulis, saya mengingat kembali semua pengetahuan yang sudah saya pelajari. Tak sekadar mengingat, saya menjadikan kemampuan tersebut sebagai sesuatu yang lekat dengan kehidupan saya. Alhasil kemampuan tadi jadi makin terasah.
3. Ingin Menebar Manfaat Bagi Masyarakat
Saya yakin, motivasi inilah yang menjadi tingkatan tertinggi dari motivasi seseorang saat berkarya. Ya, ingin menebar manfaat bagi masyarakat. Ada nilai yang kita perjuangkan, ada impian yang ingin kita wujudkan. Dan kekuatan nilai dan impian ini jauh lebih dahsyat daripada uang yang kita dapat.
Ketika mengembangkan Facebook, Mark Zuckerberg punya visi menjadikan seluruh dunia terhubung. Para pencipta-pencipta lainnya pun selalu mengawali mahakarya mereka dari impian untuk memberi sesuatu kepada masyarakat. Bahkan, perilaku “menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik” bisa dibilang sebagai alasan utama semua bisnis yang baik di dunia.
Semula saya tak menyadari adanya motivasi ini (ingin menebar manfaat bagi masyarakat). Saya baru menyadari adanya motivasi ini setelah saya merenungkan apa yang saya lakukan. Di setiap blog yang saya kelola, selalu ada tujuan untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Setiap kali saya merasa lelah untuk blogging, saya selalu mengingat bahwa apa yang saya kerjakan pasti akan memberi dampak kebaikan untuk orang lain. Akan selalu ada orang yang diuntungkan/mendapat manfaat dari apa yang saya kerjakan.
Nah teman, itulah tiga hal yang memotivasi saya untuk menjadi seorang blogger. Mengapa saya menempatkan motivasi finansial di nomor satu? Jawabannya karena seseorang baru bisa mencapai pemuasan atas dirinya jika kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi. Kita cenderung lebih mudah untuk memikirkan soal visi, soal impian, soal menebar manfaat, jika kebutuhan dasar kita sudah terpenuhi. Kalau perut kita lapar, tak punya tempat tinggal, maka bicara soal impian, visi, atau menebar manfaat tak lebih dari sekadar impian di siang bolong.
Dan untuk mencukupi kebutuhan dasar tadi, kita butuh uang. Maka dari itu, saya menempatkan uang/income sebagai motivasi pertama dalam daftar ini. Setelah kita merasa cukup secara finansial, maka kebutuhan-kebutuhan lain (seperti menebar manfaat/kebaikan, mewujudkan mimpi) akan jadi lebih mudah untuk dicapai.