Keterbatasan Ekonomi Tidak Menghalangi Gadis Cantik Berhijab Ini Untuk Berprestasi Dan Meraih Mimpinya


Perjuangan Nida Fauziah menyelesaikan studinya di program studi Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad), demi membahagiakan ibunda, membuahkan hasil.

Gadis cantik berhijab ini telah sukses menyelesaikan studinya. Bukan hanya lulus dengan gelar sarjana, Ia juga lulus dengan waktu masa studi hanya 3 tahun 2 bulan dan telah tercatat sebagai Wisudawan Terbaik pada Program Sarjana Wisuda Gelombang I Unpad Tahun Ajaran 2014/2015.

Selain itu, Nida pun lulus dengan nilai IPK, 3,86. Semasa kuliah, ia adalah mahasiswa yang menerima dana Bidikmisi, yang merupakan sebuah program bantuan untuk biaya pendidikan dari pemerintah untuk mahasiswa yang berprestasi akan tetapi tidak mampu secara finansial.

“Dulu mamah sempat bertanya darimana biaya untuk kuliah? Akhirnya ketika diterima di Unpad pihak fakultas mengajukan saya ikut Bidikmisi. Mamah pun mendukung,” kenang gadis asal Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, ini.

Anak bungsu dari 2 bersaudara ini mengatakan, di keluarganya hanya ia yang berhasil melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Sesaat setelah ayahnya meninggal, biaya pada waktu ia sekolah telah ditanggung oleh paman dan juga beberapa saudaranya. Akan tetapi, keterbatasan ekonomi yang di alaminya tidak lantas membuat Ia putus asa.

Nida pun mantap untuk meneruskan studi ke Unpad, yang merupakan kampus favoritnya sewaktu ia masih duduk di MAN Kiarakuda, Tasikmalaya. Nida pun rutin mengambil Semester Antara dan juga memilih konsentrasi Filologi, sebuah cabang ilmu sastra yang  memang disukainya.

“Ada mitos kalau mahasiswa Filologi itu lulusnya lama. Namun, saya dapat membuktikan ke teman-teman bahwa mengkaji Filologi juga bisa cepat,” kata Nida yang skripsinya meneliti tentang Naskah Sunda Wawacan Dewa Ruci.

Selama sebulan, Nida telah mengerjakan skripsinya walaupun sempat didera rasa bosan. Akan tetapi target untuk dapat diwisuda pada bulan November terus membayanginya.

Doa dan juga dukungan dari ibunya, hingga dukungan dosen serta teman-temannya di Sastra Sunda diakuinya sangat membantunya untuk dapat menyelesaikan studi.

Fokus terhadap akademik tidak lantas membuatnya mengabaikan kegiatan berorganisasi. Nida pun cukup aktif di Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda (Pamass) Unpad.

“Tentunya kita jangan lupa tujuan utama kita yaitu berkuliah. Seimbangkan saja antara kuliah dengan organisasi, jangan terlalu di-push di organisasi,” ungkap gadis kelahiran Ciawi, 21 Desember 1992.

Nida Fauziah mengaku bangga sudah berhasil menyelesaikan studi di Unpad serta menyandang predikat sebagai wisudawan terbaik walaupun berasal dari keluarga yang sederhana.

Cerita dari Nida Fauziah ini bisa menjadi contoh yang baik untuk kita yang sering merasa putus asa dalam meraih mimpi dikarenakan tidak memiliki perekonomian yang cukup. Nida telah membuktikannya, dengan keadaan ekonomi yang bisa dibilang serba keterbatasan, tidak membuat Ia menyerah dan putus asa dalam keinginannya untuk meraih mimpi agar bisa kuliah dan lulus sebagai sarjana.

Semoga cerita motivasi ini dapat membantu kita untuk tidak pernah putus asa dalam keadaan apapun.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »